Kiat Menghadapi Ujian Nasional
Minggu, 21 April 2013
0
komentar
Carut marutnya
pelaksanaan UN seperti Pengunduran yang terjadi di 11 Provinsi yang
masuk Wilayah Indonesia Tengah. Masing-masing, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat,
dan Nusa Tenggara Timur.
Pengunduran UN dan kesalahan teknis dalam percetakan dan pendistribusian soal UN dapat merusak psikologi anak didik. Secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh. Tidak sedikit siswa tatkala menyambut datangnya Ujian Nasional atau UN bersikap berlebih-lebihan. Mereka khawatir dan bahkan takut tidak lulus.
Padahal menurut pengalaman berkali-kali pelaksanaan ujian nasional hampir semua peserta lulus. Biasanya hanya sedikit peserta ujian nasional yang tidak lulus, yaitu hanya beberapa proses saja, dan setelah mengulang akhirnya juga berhasil. Oleh karena itu, kekhawatiran dan bahkan rasa takut itu hanya akan melemahkan mental, dan sebenarnya tidak perlu. Menghadapi ujian, semestinya pikiran dan perasaan fresh dan bahkan seharusnya merasa bahagia, ternyata berhasil mengikuti ujian nasional.
Menjawab soal ujian nasional seperti tahun-tahun lalu tidak sulit. Buktinya hanya sedikit yang tidak lulus. Mereka yang tidak lulus itu, ternyata tidak selalu bodoh. Kegagalannya itu bisa jadi, hanya karena keliru dalam mengisi lembar jawaban. Apa saja di dunia ini, berpeluang salah. Mungkin oleh karena ketakutan atau kekhawatiran yang berlebih-lebihan, menjadi salah tatkala mengisi lembar jawaban. Oleh karena itu, yang tepat adalah menjaga rasa percaya diri, optimis, dan tawakkal, sebab semua sudah dipersiapkan sejak lama.
Menjalani ujian, termasuk ujian nasional, tidak perlu berperasaan waswas, khawatir, dan apalagi takut. Ujian harus dihadapi dengan percaya diri. Yakinkan bahwa tatkala menghadapi ujian semua sudah siap. Menghadapi ujian nasional sudah dipersiapkan sejak berbulan-builan. Pelaksanaan ujian itu juga bukan hal yang datang secara tiba-tiba. Sejak beberapa tahun sebelumnya, semua siswa sudah mengetahui bahwa suatu saat akan menghadapi ujian nasional. Apa yang ditunggu-tunggu itu ternyata telah benar-benar datang. Maka, seharusnya tidak ada yang ditakuti dan atau dikhawatirkan.
Dengan perasaan gembira dan percaya diri itu, maka peserta ujian tidak perlu menunggu dan berharap orang lain membantu, termasuk memberi kunci jawaban. Soal-soal ujian juga tidak akan sulit. Para penyusun soal sudah mengetahui dan akan menyesuaikan dengan pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Kurikulum nasional diberlakukan secara sama, oleh karena itu, penyusun soal tentu akan mendasarkan pada kurikulum itu. Maka, siapa saja yang telah mempersiapkan dengan baik, maka akan mampu menjawab soal-soal ujian dengan mudah.
Biasanya soal ujian juga dibuat sedemikian rupa hingga menjawabnya tidak sulit. Soal ujian nasional itu biasanya berbentuk pilihan ganda. Para peserta ujian dalam menjawab soal-soal yang diajukan hanya diminta memilih di antara alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Apa susahnya memilih, sementara yang dipilih juga sudah tersedia. Memilih lebih mudah dibanding pekerjaan mengarang atau menciptakan sendiri. Oleh karena itu peserta ujian akan menjadi keliru, manakala harus menyontek, mencari bocoran kunci jawaban, dan juga menanyakan jawaban kepada teman sebelah. Jika hal itu dilakukan, maka pertanda bahwa yang bersangkutan dalam keadaan waswas, khawatir, ketakutan, dan bahkan berpenyakit tidak percaya diri.
Peserta ujian nasional harus mampu menunjukkan bahwa, dirinya adalah orang sehat, bisa dipercaya, dan akan mampu menyelesaikan soal-soal ujian yang semua jawabannya mudah itu. Peserta ujian harus bermental pemberani dan optimis bahwa dengan sikapnya itu, akan lulus dan merasa puas. Sebab umpama lulus hanya oleh karena beruntung mendapatkan kunci jawaban atau diberi bocoran soal oleh temannya, maka yang bersangkutan akan menyesal seumur hidup.
Ujian nasional harus diikuti dengan gembira, penuh optimisme, dan yakinlah bahwa yang mendoakan sukses juga sedemikian banyak. Oleh karena itu, datangnya ujian nasional seharusnya disambut dengan gembira dan dijadikan sebagai momentum untuk menunjukkan tentang kecakapan, keunggulan, dan yang tidak kurang pentingnya adalah tentang kejujuran dirinya. Wallahu a’lam.
Moh. Safrudin, S.Ag, M.PdI
Staf Pengajar MAN 1 Kendari dan Peneliti Sangia Institute
Pengunduran UN dan kesalahan teknis dalam percetakan dan pendistribusian soal UN dapat merusak psikologi anak didik. Secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh. Tidak sedikit siswa tatkala menyambut datangnya Ujian Nasional atau UN bersikap berlebih-lebihan. Mereka khawatir dan bahkan takut tidak lulus.
Padahal menurut pengalaman berkali-kali pelaksanaan ujian nasional hampir semua peserta lulus. Biasanya hanya sedikit peserta ujian nasional yang tidak lulus, yaitu hanya beberapa proses saja, dan setelah mengulang akhirnya juga berhasil. Oleh karena itu, kekhawatiran dan bahkan rasa takut itu hanya akan melemahkan mental, dan sebenarnya tidak perlu. Menghadapi ujian, semestinya pikiran dan perasaan fresh dan bahkan seharusnya merasa bahagia, ternyata berhasil mengikuti ujian nasional.
Menjawab soal ujian nasional seperti tahun-tahun lalu tidak sulit. Buktinya hanya sedikit yang tidak lulus. Mereka yang tidak lulus itu, ternyata tidak selalu bodoh. Kegagalannya itu bisa jadi, hanya karena keliru dalam mengisi lembar jawaban. Apa saja di dunia ini, berpeluang salah. Mungkin oleh karena ketakutan atau kekhawatiran yang berlebih-lebihan, menjadi salah tatkala mengisi lembar jawaban. Oleh karena itu, yang tepat adalah menjaga rasa percaya diri, optimis, dan tawakkal, sebab semua sudah dipersiapkan sejak lama.
Menjalani ujian, termasuk ujian nasional, tidak perlu berperasaan waswas, khawatir, dan apalagi takut. Ujian harus dihadapi dengan percaya diri. Yakinkan bahwa tatkala menghadapi ujian semua sudah siap. Menghadapi ujian nasional sudah dipersiapkan sejak berbulan-builan. Pelaksanaan ujian itu juga bukan hal yang datang secara tiba-tiba. Sejak beberapa tahun sebelumnya, semua siswa sudah mengetahui bahwa suatu saat akan menghadapi ujian nasional. Apa yang ditunggu-tunggu itu ternyata telah benar-benar datang. Maka, seharusnya tidak ada yang ditakuti dan atau dikhawatirkan.
Dengan perasaan gembira dan percaya diri itu, maka peserta ujian tidak perlu menunggu dan berharap orang lain membantu, termasuk memberi kunci jawaban. Soal-soal ujian juga tidak akan sulit. Para penyusun soal sudah mengetahui dan akan menyesuaikan dengan pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Kurikulum nasional diberlakukan secara sama, oleh karena itu, penyusun soal tentu akan mendasarkan pada kurikulum itu. Maka, siapa saja yang telah mempersiapkan dengan baik, maka akan mampu menjawab soal-soal ujian dengan mudah.
Biasanya soal ujian juga dibuat sedemikian rupa hingga menjawabnya tidak sulit. Soal ujian nasional itu biasanya berbentuk pilihan ganda. Para peserta ujian dalam menjawab soal-soal yang diajukan hanya diminta memilih di antara alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Apa susahnya memilih, sementara yang dipilih juga sudah tersedia. Memilih lebih mudah dibanding pekerjaan mengarang atau menciptakan sendiri. Oleh karena itu peserta ujian akan menjadi keliru, manakala harus menyontek, mencari bocoran kunci jawaban, dan juga menanyakan jawaban kepada teman sebelah. Jika hal itu dilakukan, maka pertanda bahwa yang bersangkutan dalam keadaan waswas, khawatir, ketakutan, dan bahkan berpenyakit tidak percaya diri.
Peserta ujian nasional harus mampu menunjukkan bahwa, dirinya adalah orang sehat, bisa dipercaya, dan akan mampu menyelesaikan soal-soal ujian yang semua jawabannya mudah itu. Peserta ujian harus bermental pemberani dan optimis bahwa dengan sikapnya itu, akan lulus dan merasa puas. Sebab umpama lulus hanya oleh karena beruntung mendapatkan kunci jawaban atau diberi bocoran soal oleh temannya, maka yang bersangkutan akan menyesal seumur hidup.
Ujian nasional harus diikuti dengan gembira, penuh optimisme, dan yakinlah bahwa yang mendoakan sukses juga sedemikian banyak. Oleh karena itu, datangnya ujian nasional seharusnya disambut dengan gembira dan dijadikan sebagai momentum untuk menunjukkan tentang kecakapan, keunggulan, dan yang tidak kurang pentingnya adalah tentang kejujuran dirinya. Wallahu a’lam.
Moh. Safrudin, S.Ag, M.PdI
Staf Pengajar MAN 1 Kendari dan Peneliti Sangia Institute
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kiat Menghadapi Ujian Nasional
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mansatukendari.blogspot.com/2013/04/kiat-menghadapi-ujian-nasional.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5