REBUTAN AMANAH
Minggu, 21 April 2013
0
komentar
Amanah adalah kata
yang sering kita kaitkan dengan kekuasaaan materi, namun sesungguhnya kata
amanah tidak hanya terkait urusan seperti itu tetapi secara Syar'i, amanah
bermakna. Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang
dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab.
Amanah tidak hanya menangani material dan hal-hal yang bersifat fisik . Kata-kata
adalah amanah menunaikan hak adalah amanah, memperlakukan sesama insan secara
baik adalah amanah juga. Apapun yang di berikan Allah swt adalah amanah yang
akan menjadi bebean diakhirat ananti.
Amanah itu adalah beban yang harus
ditunaikan dan juga harus dipertanggung-jawabkan. Kekuasaan adalah
bagian dari amanah, sehingga juga harus dipertanggung jawabkan. Sebagai
amanah seharusnya tidak diberikan kepada sembarang orang, kecuali kepada
orang-orang yang kompeten dan atau mampu menanggungnya. Jika amanah diberikan
kepada orang yang bukan ahlinya, maka akan terjadi kehancuran.
Namun aneh, akhir-akhir ini
banyak orang berebut amanah. Apalagi amanah terkait dengan kekuasaan. Rebutan
untuk mendapatkan kekuasaan dinggap
wajar. Orang mengangggap bahwa amanah berupa kekuasaan atau jabatan
akan melahirkan gensi, prestise, kehormatan, dan bahkan juga akan
mendatangkan fasilitas dan kekayaan.
Sekalipun harus dipertanggung
jawabkan, namun sekarang ini amanah tidak saja diperebutkan tetapi
juga dijual belikan. Seseorang agar dipilih menjadi pejabat atau penguasa maka
berani membayar kepada para calon pemilihnya. Sebagai sesuatu yang diperjual
belikan, maka calon pejabat juga mengiklankan dirinya. Ditunjukkanlah kepada
publik bahwa dirinya cakap, bijak, menyenangi rakyat, amanah, dan akan berusaha
memenuhi aspirasi rakyat pemilihnya.
Dalam beriklan, berbagai janji
disampaikan dengan maksud agar dipilih. Tidak peduli,
janji itu masuk diakal atau tidak. Itulah sebabnya, setelah berhasil dipilih
dan diangkat janji mestinya dipenuhi. Menerima amanah bukan
dianggap beban, melainkan anehnya dirasakan sebagai keberuntungan dan
oleh karena itu disyukuri dalam-dalam. Amanah menjadi sebuah kelebihan
dan kekayaan.
Memang terasa aneh, beban
harus dikejar-kejar dan diperebutkan. Memiliki beban dianggap hebat,
sekalipun belum tentu mampu menunaikannya. Menanggung beban juga dianggap
mulia. Mereka tidak sadar bahwa amanah itu selalu menuntut tanggung
jawab, dan beresiko hingga akherat. Amanah diartikan sebagai
keberuntungan, sehingga menjadikan seseorang tatkala
menerimanya dikirimi ucapan selamat, karangan bunga, dan seterusnya.
Fenomena perebutan amanah
tampak dengan jelas pada setiap pilkades, pilkada, pilleg,
pilpres. Orang berlomba untuk memperebutkannya. Berapa saja besarnya biaya itu
dipenuhi. Mereka itu saling bergambling. Siapa saja yang
kalah akan kehilangan hartanya, dan tambahan lagi bagi yang menang,
selain kehilangan uang juga akan mendapatkan beban. Bahkan kalau
melakukan kesalahan, korupsi misalnya, akan masuk penjara.
Berbagai makhluk Tuhan pernah ditawari
amanah. Semua menolak, kecuali manusia. Kebanyakan makhluk itu
merasa tidak mampu mempertanggung jawabkannya. Manusia menerima amanah itu,
hingga mereka dianggap bodoh. Lebih aneh lagi, manusia sekarang
ini bukan sekedar mau menerima, melainkan justru berebut dan
bahkan membeli, berapapun harganya. Mereka tidak sadar bahwa amanah itu adalah
beban yang harus ditunaikan hingga sampai di akherat nanti.
Soal kepemimpinan, cara
terbaik adalah mengikuti ajaran agamanya. Posisi pemimpin jangan
diperdagangkan. Pemimpin adalah amanah yang harus ditunaikan
sebaik-baiknya. Siapapun boleh-boleh saja berbisnis, berdagang, berjual
beli, akan tetapi bukan berbisnis dalam soal kepemimpinan. Manakala hal itu
dilakukan, maka akan berbuah pemimpin korup yang selalu memproduksi
keresahan, konflik, tuduh menuduh, bidik membidik, saling memasukkan ke
penjara, dan dendam yang berkepanjangan.
Dalam Islam, amanah terkait apa saja,
termasuk kekuasaan atau jabatan tidak seharusnya diperebutkan. Akan
tetapi, manakala telah diberikan juga tidak boleh ditolak. Amanah
harus ditunaikan sebaik-baiknya. Seberat apapun beban itu, manakala
ditunaikan dengan sungguh-sungguh, ikhlas, sabar, dan tawakkal, maka
atas pertolongan Allah, pintu-pintu keberhasilan akan terbuka
tanpa diperkirakan sebelumnya. Wallahu a’lam.
Oleh : Moh. Safrudin, S.Ag,M.PdI
(Aktivis Gerakan pemuda Ansor Sultra
pengasuh acara Sinar RRI Kendari)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: REBUTAN AMANAH
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://mansatukendari.blogspot.com/2013/04/rebutan-amanah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5