Masalah UN Perlu Kearifan Bersama

Posted by Unknown Selasa, 23 April 2013 0 komentar
Dirjen Pendis: Masalah UN Perlu Kearifan Bersama

Foto
Jakarta (Pinmas)—Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Nur Syam menyatakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 secara umum tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Namun dia berharap permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan UN tahun ini tidak terulang di tahun mendatang.
Selain itu UN sebagai bentuk evaluasi proses belajar mengajar jangan dijadikan wacana peserta didik seolah-olah dijadikan tertuduh seperti suka menyontek. “Kita harus lebih berprasangka anak kita jujur,” kata Nur Syam kepada pers di Jakarta, kemarin.
Menurut Nur Syam, secara umum UN tahun ini kurang berhasil, karena ada beberapa masalah seperti percetakan dan distribusi soal berakibat pada penundaan pelaksanaan UN di beberapa provinsi.. “Perubahan jumlah set soal dari 5 paket menjadi 20 paket menjadi faktor kesulitan luar biasa perusahaan yang memenangkan tender,” ujarnya.
Masalah lain yaitu, jumlah pemenang tender tidak diprediksi. “Tahun depan tidak hanya 6 satau 7 perusahaan tapi bisa lebih,” ujar mantan Rektor IAIN Sunan Ampel ini. Selayaknya, kata dia, ada penambahan lokasi pencetakan soal di luar Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara sehingga pengiriman soal menjadi lebih mudah.
Ia juga berharap kesiapan tim penyelenggara ujian harus maksimal. “Ini mungkin ada kaitan anggaran, karena sampai detik akhir belum selesai sehingga ada pengaruh,” tuturnya.
Ia meminta semua pihak terkait untuk bersikap lebih arif dalam menentukan anggaran yang strategis, kalau perlu dilakukan percepatan . “Perlu kearifan bersama,” katanya.
Mengenai perubahan settting soal dari 5 paket menjadi 20 paket, menurut Nur Syam, upaya tersebut untuk meminimalisir dugaaan penyelewengan peserta UN. “Paradigma jumlah soal sebenarnya ideal tapi harus diringi kesiapan.”
Selain itu lanjut dia, semua pihak hendaknya tidak mengembangkan wacana seolah anak didik kita rajin menyontek. “Boleh saja ada anggapan tapi jangan berlebihan. Kita harus lebih berprasangka anak kita jujur
Sekjen Kemenag Bahrul Hayat mengatakan, selama 10 tahun pelaksanaan UN baru kali ini terjadi masalah yang cukup berarti. Ia juga menilai permasalahan muncul dari ketidak siapan dalam pendistribusian soal ujian oleh percetakan pemenang tender.
Ia juga berharap agar UN sebagai bagian dari dunia akademis dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Sehingga permasalahan yang muncul pada pelaksanaan UN tahun ini tidak terulang kembali di tahun mendatang.
Sementara pelaksanaan UN MTs di MTsN 42 Jakarta Timur berlangsung aman, tertib dan lancar. Siswa satu persatu masuk ke dalam kelas sebelum lonceng tanda dimulai ujian pukul 07.30 WIB. Pada hari pertama materi ujian yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran Bahasa Indonesia.
“Peserta Ujian meliputi siswa MTsN 42 173 siswa, MTs Al Wathoniyah 19 siswa dan Al Ziyadatul Huda 15 siswa. Tapi ada satu siswa dari MTs Al Ziyadatul Huda menyatakan mundur, sehingga seluruhnya 206 siswa,” kata Kepala MTsN 42 Bisri Sholeh. “Belum tahu apa alasannya,” imbuhnya.
Ia berharap tingkat kelulusan MTsN 42 seperti pada UN lalu, lulus 100 %. “Alhamdulillah tidak ada bocoran, kami selalu menanamkan kepada anak kami sikap percaya diri,” kata Bisri.
Dikatakan, MTsN 42 merupakan madrasah yang ramah lingkungan diresmikan tahun 2009 di atas lahan seluas. 5.032 m2. Telah memperoleh akreditasi A. “Kementerian Kehutanan memberi bantuan pohon ,” ucapnya. (ks)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Masalah UN Perlu Kearifan Bersama
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mansatukendari.blogspot.com/2013/04/masalah-un-perlu-kearifan-bersama.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of MAN 1 KENDARI.