Jangan Tinggalkan Anak Cucu Yang Lemah

Posted by Unknown Senin, 29 April 2013 0 komentar

Jakarta (Pinmas)—Menteri Agama Suryadharma Ali mengingatkan, agar kita tidak meninggalkan generasi masa depan yang lemah, baik dalam pendidikan dan ekonomi, maupun lemah dalam penghayatan ajaran agama.
“Jangan tinggalkan anak cucu yang lemah,” kata Menag saat membuka talkshow “Perempuan Mandiri Secara Ekonomi Merupakan Pilar Kesejahteraan Keluarga” di auditorium Kementerian Agama Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Sabtu (27/4) terkait milad I Az-Zahra Community.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Az-Zahra Community Wardatul Asriah Suryadharma Ali, Menpera Djan Faridz, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Ketua Umum IWAPI Nita Yudi, Ketua Umum Kowani Dewi Motik, dan sejumlah pejabat lainnya.
Sebagaimana dalam kitab suci Al-Quran, kata Menag, kita harus takut atau khawatir kalau meninggalkan generasi yang lemah, baik anak maupun cucu. Lemah dalam fisik karena kurang gizi, sehingga tidak bisa bekerja keras, tidak bisa
belajar dengan baik. Lemah dalam pendidikan akibat tidak ada biaya untuk bersekolah, ini karena lemah dalam ekonomi.
“Jika bangsa ini lemah, bangsa ini akan dikuasai bangsa lain, apalagi sumber daya alam kita sangat kaya,” ujar Menag.
Lebih lanjut Menag mengatakan, generasi muda juga jangan sampai lemah hatinya akibat pendidikan agama yang kurang memadai. Karena itu, kita harus mengikis kemiskinan, karena kemiskinan menyebabkan orang membuat pelanggaran. Bahkan kemiskinan cenderung menyebabkan orang menjadi kufur.
Karena itu, Menag mengapresiasi program Az-Zahra Peduli dalam membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, bantuan yang diberikan Az-Zahra Community masih kecil, tapi sebagai tahap awal sudah bagus. “Semuanya dimulai dari hal yang kecil. Kami berharap dari
yang kecil ini nantinya menjadi besar,” tukasnya.
Menag juga berharap ke depan Az-Zahra Community bisa membantu pendidikan kalangan tidak mampu. Hal ini untuk meminimalisasi anak putus sekolah. “Ini sekaligus sejalan dengan program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan,” ujar Menag.
Dalam kesempatan itu Az-Zahra melakukan aksi sosial. Aksi ini ditunjukan melalui program Az-Zahra Peduli dengan membantu permodalan bagi pelaku UMKM.
Sedikitnya, ada 300 pelaku UMKM di tiga provinsi, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat yang mendapat stimulus bantuan sebesar Rp300.000 per orang.
Menurut Ketua Az Zahra Community yang biasa disapa ibu Indah ini, komunitas Az-Zahra sengaja bergerak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil. “Kami hanya fokus pada sektor ini, karena perekonomian merupakan hal paling penting,” kata Indah Suryadharma Ali. (ks)

Baca Selengkapnya ....

TIGA HAL YANG TIDAK BOLEH KENA NAJIS DALAM SHALAT

Posted by Unknown Minggu, 28 April 2013 1 komentar
Suci adalah syarat mutlaq dalam beribadah. Karena ibadah merupakan media komunikasi seorang hamba dengan Allah swt yang Maha Suci. Bukankah Yang Suci senang sekali dengan yang suci juga? Oleh karena itu Rasulullah saw memeritnahkan untuk segera membersihkan tiga hal di bawah ini dari najis.
Pertama adalah badan. Badan atau jasad seorang tidak boleh berlama-lama terkena najis. Karena hal ini bisa merusak kesehatan sekaligus mengundang penyakit. Dan yang lebih penting lagi, najis di badan akan menghalangi seseorang mendekati Yang Maha Suci. Begitulah anjuran Rasulullah saw untuk menghindari najis dan menghilangkannya secapat mungkin dari badan.
أنه أمر بغسل الذى من البدن وغسل النجاسات من المخرجين
Sesungguhnya Rasulullah saw. memerintah untuk membersihkan badan dan najis yang keluar dari dua jalan itu (qubul dan dubur)
Kedua adalah pakaian. Pakaian menjadi hal terpenting setelah badan untuk dihindarkan dari najis. Mengingat pakaian yang najis tidak dapat digunakan untuk beribadah dan juga akan mengurangi aura pemakainya. Bayangkankan saja jika jas atau kemeja kita terkena kotoran cicak, bukankah baunya juga tak sedap?
Pentingnya kebersihan pakaian ini disampaikan hingga Allah swt memerintahkan langsung kepada Rasulullah saw dalam wahyu yang keduaوثيابك فطهر “dan bersihkanlah pakaianmu”. Wajar saja karena sebagai agama yang baru saat itu, Islam harus hadir dengan karakter baru yang membedakan diri dari tradisi bangsa Arab selama itu. hal ini dapat diartikan bahwa Islam juga memperhatikan penampilan sebagai sesuatu modal ber’muasyarah dengan komunitas lain.
Begitu pula yang diajarkan Rasulullah saw kepada umatnya. Dalam sebuah hadits dengan jelas Rasulullah memerintahkan Siti Aisyah untuk mengerok /membersihkan kainnya dari darah haidh dan juga menyiram pakaian yang terkena kencing bayi.
Hal ketiga yang harus segera dibersihkan ketika terkena najis adalah tempat shalat khususnya Masjid. Masjid secara bahasa merupakan tempat bersujud. Ruang mulia pertemuan hamba dengan Tuhannya. Oleh karena itu masjid harus senantiasa suci. Apalagi jika menghitung bahwa masjid adalah simbol kebesaran umat Islam, maka masjid harus selalu tampil suci dan meyakinkan.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah saw pernah memerintahkan sahabat untuk segera menyiram masjid sudah terlanjur terkena kencing orang badui. Dengan kata lain masjid tidak boleh terkesan jorok bahkan boleh ada bau pesing di sekitar masjid.
Demikianlah tiga hal yang harus dijaga dari najis sebagaimana diutarakan oleh Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid.

Baca Selengkapnya ....

Menag Pesan Buat Tasripin Dahulukan Sekolah

Posted by Unknown Kamis, 25 April 2013 0 komentar
Foto
Jakarta (Pinmas)—Menteri Agama Suryadharma Ali menerima Tasripin dan ketiga adiknya, bocah berusia 12 tahun dari pelosok Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), di ruang tamu Menteri Agama, Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (25/4).
Tasripin yang dalam beberapa hari ramai diberitakan karena telah menjadi kepala keluarga dan menanggung beban saudarnya itu ketika ditinggal orangtuanya, Kuswito (41 tahun), yang bekerja di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Mengenakan sandal jepit, berbaju batik lusuh, ia bersama ketiga adiknya, diterima di ruang tamu Menteri Agama. Tasripin disambut pertanyaan para wartawan yang ingin mengetahui kesulitan yang dialami ketika ditinggal Kuswito, orangtua kandungnya ketika bekerja di Ketapang.
Tasripin (13), dan ketiga adiknya: Dandi (7), Riyanti (6), dan Daryo terlihat malu ketika ditemui Menteri Agama Suryadharma Ali. Daryo, adiknya yang paling kecil lebih banyak menyembunyikan muka ke kursi. Sesekali ia memukul kakaknya, Riyanti dan Dandi.
Ketiga adik Tasripin terlihat gembira, meski sulit diajak berkomunikasi dengan Suryadharma Ali. Suasana pertemuan Menteri Agama dan Tasripin dan ketiga adiknya itu, yang juga didampingi orangtuanya Kuswito dan seorang pelajar dari sekolah Pendidikan Layanan Khusus (PLK), Batu Raden Barat, Desa Ketengger, Banyumas, Inda Yatul.
Menteri Agama Suryadharma Ali menanyakan kepada Tasripin tentang cita-citanya ke depan setelah berbagai pihak menaruh perhatian besar terhadap kesulitan yang dialaminya. Tasripin hanya mengatakan ingin menjadi guru, karena bisa memberikan pelajaran kepada orang lain. Tetapi ketika disampaikan oleh Menteri bahwa ia harus sekolah dan tinggal di asrama, Tasripin terlihat binggung.
Ia mengatakan, ingin sekolah tetapi tidak ingin meninggalkan kampung halamannya. Untuk itu, menteri lantas berpesan kepadanya agar mendahulukan sekolah. “Mencari duit belakangan,” kata Menteri Agama.
“Sekolah dulu kalau mau pintar, sekolah dulu jika ingin dapat bekerjaan bagus. Mau punya tustel kaya wartawan harus sekolah dulu,” kata Suryadharma Ali yang disambut riuh suara wartawan.
Mendirikan Madrasah
Di tengah pembicaraan hangat antara Menteri Agama Suryadharma Ali dan Tasripin dengan orangtuanya, Kuswito, tiba-tiba Muhammad Adib, dari Ketua Peguyuban Lembaga Masyarakat Desa Hutan Jawa Tengah, memberi penjelasan tentang nasib Tasripin dan anak-anak lainnya yang memiliki nasib serupa. Menteri pun menoleh kea rah Adib dan mendengarkan cerita nasib warga di kawasan desa Tasripin, yaitu Dusun Pesawahan, Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jateng.
Menurut Adib, di desa itu ada 97 kepala keluarga (KK) atau 317 jiwa dengan 26 anak tak sekolah. Pihaknya memang sudah berencana akan membangun sekolah di atas lahan seluas 700 meter persegi. Tanah seluas itu 50 persennya adalah wakaf dari warga setempat. Pihaknya agar sekolah tersebut segera dapat direalisasikan, tetapi hingga kini masih banyak menghadapi kendala.
Desa itu memang terpencil. Nasib Tasripin diketahui banyak orang berawal dari pelajar sekolah Pendidikan Layanan Khusus (PLK), Batu Raden Barat, Desa Ketengger, Banyumas, Inda Yatul yang tengah menyusun karya tulis. Yatul menginventarisir data warga miskin, paling miskin dan orang kaya di kawasan itu. Dari hasil laporan karya tulis itulah diketahui Tasripin tengah menghadapi persoalan kesulitan hidup lantaran ditinggal orangtuanya bekerja ke Ketapang. Sedangkan ibunya Sutinah, menurut Pupito, wafat setahun lalu.
Menteri Agama Suryadharma Ali, yang saat itu didampingi Dirjen Pendis Nur Syam, Direktur Pendidikan Madrasah Ace Saefuddin, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag, Zubaedi dan staf khusus menteri, Budi Setiawan, minta kepada Nur syam agar kesulitan yang dialami warga di desa Tasripin tinggal segera diatasi. Khususnya yang menyangkut pendirian sekolah, sementara untuk Tasripin dan adik-adiknya diberikan bantuan jangka pendek. Tak disebutkan berupa apa bantuan yang dimaksud.
Menurut Menteri Agama, pihaknya telah menerjunkan stafnya di Banyumas untuk melihat kondisi desa Tasripin. Ia berencana akan membangun madrasah, tentu areal lahannya harus diperluas sampai 2.000 meter persegi, dengan 12 lokal untuk madrasah aliyah, tsanawiyah dan ibtidaiyah. Ia berharap madrasah itu bersatus negeri sehingga ke depan dari segi pembiayaan baik untk guru dan perawatan gedung tak mengalami kesulitan. Dengan cara itu, tentu pendidikan di sana bisa berkelanjutan dan bila perlu anaka-anaknya pun diberi bea siswa.
Ia menjelaskan, pada Juni 2013 madrasah di sana sudah mulai dibangun. Sementara pendidikan harus berjalan meski memiliki ruang belajar sederhana. “Kita punya anggaran untuk pendidikan. Karena itu masyarakat setempat pun bisa memberikan dukungan,” pinta Suryadharma Ali.(ant/ess)

Baca Selengkapnya ....

pak Alauddin, S.Pd,M.Si lagi mendampingi pengawas ujian nasional

Posted by Unknown 0 komentar
pak Alauddin, S.Pd,M.Si lagi mendampingi pengawas ujian nasional

Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: MAKNA SUJUD

Posted by Unknown 0 komentar
“Wasjud Waqtarib” demikianlah Allah swt menutup firmannya dalam surat al-Alaq. Suatu statemen yang tegas dan gamblang. Bahwa sujud merupakan wahana paling efesien untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Memang secara psiklogis sujud memiliki nilai lebih dibandingkan dengan rukun shalat yang lain. Karena ketika sujud posisi seseorang benar-benar mununjukkan kerendahannya di hadapan Sang Khaliq. Bagaimana tidak, kepala yang menjadi bagian paling istimewa dalam tubuh manusia dan tempat bersemayamnya pancaindera. Juga anggota tubuh yang paling dimuliakan oleh manusia, tiba-tiba diposisikan begitu rendahnya hingga rata dengan tanah, tempat kaki berpijak.
Sebenarnya sujud menjadi wahana intim antara hamba dengan Allah swt. Pada saat itulah mereka merasakan ke-hinaannya dan sekaligus ke-agungan Allah swt. Begitulah yang diisyaratkan Rasulullah saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
أقرب ما يكون العبد الى الله عزوجل اذا سجد, فاكثروا الدعاء عند ذلك
Jarak paling dekat antara seorang hamba dengan Allah swt adalah ketika (hamba tersebut) sedang sujud. Maka perbanyaklah berdo’a ketika sujud. 
Oleh karena sujud menjadi ruang meditasi yang paling intim, maka dianjurkan ketika bersujud untuk memperbanyak do’a.
Demi mengkondisikan kehinaan dirinya sebagai hamba dikisahkan bahwa Umar bin Abdul Aziz selalu sujud di atas tanah. Sehingga kulit jidatnya bertemu langsung dengan tanah dan hidungnya dapat mencium bumi.rdo
Kehinaan seorang hamba ketika bersujud tidaklah sia-sia, karena Allah swt berjanji akan menaikkan derajat orang tersebut dan sujud itu akan menyingkirkan berbagai macam keburukan darinya.
ما من مسلم يسجد لله سجدة الا رفعه الله بها درجة وحط عنه بها سيئة
Dengan kata lain sujud juga dapat menjadi salah satu terapi menghindarkan diri dari berbagai keburukan dan kemaksiatan, sebagaimana shalat dapat mencegah diri dari kekejian dan kemungkaran.
Begitu pentingnya makna sujud sehingga Rasulullah saw pernah berwasiat kepada salah satu sahabatnya:
أن رجلا قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم أدع الله أن يجعلنى من أهل شفاعتك وأن يرزقنى مرافقتك فى الجنة, فقال صلى الله عليه وسلم "أعنى بكثرة السجود"
Bahwasannya seorang lelaki berkata kepada Rasulullah saw, “do’akanlah aku agar dapat menjadi orang yang menerima syafaatmu (di hari kiamat) dan mendapatkan rizqi dengan menemanimu di surga” kemudian Rasulullah saw menjawab “maka aku perintahkan untuk memperbanyak sujud”
Sebagai bukti penguat betapa pentingnya sujud adalah cerita penderitaan setan ketika seseorang melakukan sujud tilawah (sujud yang diperintahkan ketika membaca ayat tertentu dalam al-qur’an). maka setanpun berkata “sungguh beruntung hamba ini yang diperinthakn bersujud, kemudian ia bersujud. Maka surge akan menjadi bagiannya. Dan sungguh celaka diriku ini (setan) yang diperintahkan sujud, tetapi malah membangkang. Maka aku akan kebagian neraka.

Baca Selengkapnya ....

PAK AGUS SIBUK SEBAGAI PANITIA UJIAN

Posted by Unknown 0 komentar
SISWA LAGI MEMBERSIHKAN RUANGAN UJIAN
PAK AGUS SIBUK SEBAGAI PANITIA UJIAN


Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: Deklarasi Kebangkitan Nasional Pelajar dan Santri Indonesia

Posted by Unknown 0 komentar
Deklarasi Kebangkitan Nasional Pelajar dan Santri Indonesia

Bismillahirahmanirrahim
Asyhadu an laa ilaaha illa Allah
Wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah
Rodlitu billahi robbaa wabil Islaami diinaa
Wa bi Muhammadi nabiyya warosuulaa

Kami pelajar dan santri Indonesia, dengan sadar dan penuh tanggungjawab dengan ini mengikrarkan:
1. Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secara istiqomah dan konsekuen.
2. Bertekad menempa diri demi terciptanya generasi Indonesia yang cerdas dan bermoral.
3. Siap menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
4. Siap bersaing ditengah kompetisi global demi menjunjung tinggi martabat dan nama baik Indonesia.
5. Cinta Damai dan Anti kekerasan demi persatuan dan kesatuan Indonesia.

La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyil adzim.

Baca Selengkapnya ....

PANITIA UJIAN NASIONAL MOH.SAFRUDIN, M.PdI DAN BU DWI WIDIANTI SEWAKTU MEMBENAHI RUANGAN UJIAN NASIONAL

Posted by Unknown 0 komentar
IBU ERVINA, ISNAYANTI DAN PAK SAFRUDIN MEMPERSIAPKAN KONSUMSI PARA PENGAWAS
PANITIA UJIAN NASIONAL MOH.SAFRUDIN, M.PdI DAN BU DWI WIDIANTI SEWAKTU MEMBENAHI RUANGAN UJIAN NASIONAL


Baca Selengkapnya ....

PARA PENGAWAS YANG HENDAK MELAKSANAKAN TUGAS NEGARA DALAM UJIAN NASIONAL 2013

Posted by Unknown 0 komentar
PARA PENGAWAS YANG HENDAK MELAKSANAKAN TUGAS NEGARA DALAM UJIAN NASIONAL 2013

Baca Selengkapnya ....

SUASANA APEL PAGI MENJELANG UJIAN NASIONAL 2013

Posted by Unknown 0 komentar
SUASANA APEL PAGI MENJELANG UJIAN NASIONAL 2013



Baca Selengkapnya ....

Moh. Safruddin: Enam hal sering diabaikan oleh seseorang ketika shalat

Posted by Unknown Selasa, 23 April 2013 0 komentar
Ada enam hal hal sering diabaikan oleh seseorang ketika shalat. Karena keenam hal tersebut tidak termasuk rukun dan syarat shalat, yang memang tidak mempengaruhi sah-tidaknya shalat. Namun jika diperhatikan hal tersebut akan menjadikan shalat lebih bernilai dari pada sekedar tuntutan syariah belaka.
Pertama adalah semangat atau gairah menjalankan shalat ketika waktu telah tiba. Karena sejatinya Allah swt. tidak senang jika hambanya bermalas-malasan, apalagi bermalas-malasan dalam mengerjakan shalat. Sebagaimana firmanNya;
واذا قاموا إلى الصلاة قاموا كسالى    
Allah swt sebagai Tuhan Penguasa Alam, Pemilik Jagad Raya seisinya, Pemberi Rahmat atas segala kehidupan di dunia, sangat berkuasa dan berhak untuk memanggil siapapun, kapanpun dan dimanapun juga. Namun demikian, Allah swt hanya memanggil hambanya yang muslim melalui shalat lima kali dalam sehari. Maka, wajar jika Allah swt melaknat hambanya yang acuh tak-acuh dan tidak menghiraukan panggilanNya. Seperti halnya orang tua yang merasa jengkel kepada anaknya, jikalau anak itu tidak mengindahkan panggilannya. Tetapi Allah swt akan mengapresiasi siapapun hamba yang segera merespon panggilan Nya.
Kedua, untuk beberapa waktu sementara, hendaknya ketika shalat seseorang mengosongkan hati dari berbagai kesibukan keduniawian (faraghi qalbin). Karena shalat merupakan ruang perjumpaan hamda dengan Allah swt. Sudah seharusnya seorang hamba membawa serta hati dan kesadarannya menghadap Sang Tuhan Yang Maha Kuasa, dan beberapa saat meninggalkan urusan dunianya.
Jika diangan-angan, sesungguhnya perbandingan waktu 24 jam yang diberikan Allah swt. kepada manusia dalam sehari dan 5 menit kali lima kali sebagai waktu yang dihabiskan untuk shalat sangatlah kecil.  Namun demikian kebanyakan manusia merasakan yang lima menit ini sangatlah berat sekali. naudzubillahi mindzalik.
Ketiga, khusyu’ , tempatnya di dalam hati. khusyu’ bisa diterangkan dengan meniadakan berbagai hal yang tidak berhubungan dengan shalat.  Bahkan khusyu’ juga diartikan dengan menghadirkan segenap rasa dan jiwa kehadirat Allah swt. meskipun tidak termasuk syarat syah shalat, khusyu’ dalam shalat adalah wajib walaupun hanya sekedar takbiratul ihram.
Dengan demikian berpikir segala macam keduniawiyan dalam shalat sangat dilarang. Andaikan terpikirkan oleh seorang hamba dalam shalatnya berbagai macam hal keakhirtan seperti surga dan neraka maka yang demikian itu adalah makruh. Begitu pula jika seseorang dalam shalatnya hanya disibukkan oleh masalah fiqih yang menggelayuti dalam pikirannya ketika shalat, hukumnya makruh. Karena berbagai macam kesibukan pikiran ini (neraka, surga, fiqih dan keduniawiyahan) menghalangi posisi hamba denganAllah swt.
Keempat. mengangan-angan makna (tadabburi qira’tin wa dzikrin) bacaan shalat secara global sebagai cermin dari kekhusyu’an dalam shalat. Artinya, seorang yang shalat hendaknya mengerti makna inti dari apa yang dibaca dalam shalat. Terutama dalam dzikir, minimal seorang hamba mengerti bahwa bacaan tasbih dan tahmid itu bertujuan mengagungkan Allah swt. Hal ini menjadi penting karena menurut as-Syinwani dzikir itu dapat menarik pahala, jikalau mengerti makananya, kecuali bacaan al-Qur’an dan shalawat. Sekalipun tidak mengerti arti kedua bacaan itu (al-Qur’an dan Shalawat) tetap mendapatkan pahala.
Kelima, selalu mengarahkan pandangan ke arah sujud (wa idamatu nadhari mahalli sujudihi) walaupun shalat di depan ka’bah, dan meskipun orang itu buta atau shalat dalam keadaan gelap gulita. Karena hal ini akan menghantarkan hamba pada keskhusyu’an. Begitu pula dalam shalat janazah, hendaknya tetap mengarahkan pandangan pada tempat sujud fan tidak menghadapkan pandangan kepada mayyit.
Keenam, adalah berdzikir dan berdo’a setelah sholat secara lirih (zdikrun wa du’aun sirran ‘aqibaha), dan diperbolehkan secara lantang jika dilakukan untuk mengajari orang lain baik secara berjamaa’ah  maupun sendiri-sendiri. (Adapun mengenai bacaan dzikir dan do’a setelah shalat telah diterangkan lebih dulu dalam rubrik ini dengan judul Dalil dan Bacaan Wirid Ba'da Shalat).
Itulah keenam hal yang serigkali diabaikan dalam shalat walaupun keenam ini sebenarnya merupakan kesunnahan di luar tehnik shalat. Demikian keterangan ini diambil dan disarikan dari Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi’in. Wallahu a’lam bis shawab
oleh : moh.safrudin staf pengajar man 1 kendari

Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: Kurikulum 2013 Terlalu Mendadak

Posted by Unknown 0 komentar

Kurikulum 2013 Terlalu Mendadak

Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone)
 Kurikulum 2013 dinilai terlalu mendadak karena sosialisasinya yang dianggap kurang. Setidaknya, itulah pendapat dari murid SMAN 1 Jakarta, Sumandi Julianto.

"Kurikulum 2013 mendadak, sosialisasinya juga kurang. Yang jelas dari kelas X sudah mulai penjurusan ditahun ajaran baru 2013-2014, jadi tidak ada kesempatan murid untuk belajar program studi IPA maupun IPS walaupun satu tahun sebagai studi bandingnya masing-masing," tutur siswa angkatan 67 itu kepada Okezone.

Siswa jurusan IPA 2 itu melanjutkan, alangkah lebih baiknya lagi jikalau Kurikulum 2013 direvisi terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk memperbaiki sistem belajarnya yang baru.

"Sosialisasi terhadap guru mengenai Kurikulum 2013 kurang, lebih baik direvisi dulu, jadi jangan mengotoritaskan keinginan diri, melainkan harus diperbaiki sistem pembelajaran yang baru diterapkan kalau sudah sempurna," tukasnya.

Sependapat dengan teman seangkatannya, Astrid Amalia mengakui bahwa Kurikulum 2013 kurang sosialisasi ke sekolah-sekolah, guru, maupun murid-muridnya. Bahkan, dia sendiri masih kurang mengerti tentang kurikulum yang baru ini.

"Saya sendiri saja tidak tahu kurikulum yang baru ini seperti apa, yang saya tahu sih cuma kurang sosialisasi saja," imbuh siswi jurusan IPS 3 itu.(ade)

Baca Selengkapnya ....

Masalah UN Perlu Kearifan Bersama

Posted by Unknown 0 komentar
Dirjen Pendis: Masalah UN Perlu Kearifan Bersama

Foto
Jakarta (Pinmas)—Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Nur Syam menyatakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 secara umum tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Namun dia berharap permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan UN tahun ini tidak terulang di tahun mendatang.
Selain itu UN sebagai bentuk evaluasi proses belajar mengajar jangan dijadikan wacana peserta didik seolah-olah dijadikan tertuduh seperti suka menyontek. “Kita harus lebih berprasangka anak kita jujur,” kata Nur Syam kepada pers di Jakarta, kemarin.
Menurut Nur Syam, secara umum UN tahun ini kurang berhasil, karena ada beberapa masalah seperti percetakan dan distribusi soal berakibat pada penundaan pelaksanaan UN di beberapa provinsi.. “Perubahan jumlah set soal dari 5 paket menjadi 20 paket menjadi faktor kesulitan luar biasa perusahaan yang memenangkan tender,” ujarnya.
Masalah lain yaitu, jumlah pemenang tender tidak diprediksi. “Tahun depan tidak hanya 6 satau 7 perusahaan tapi bisa lebih,” ujar mantan Rektor IAIN Sunan Ampel ini. Selayaknya, kata dia, ada penambahan lokasi pencetakan soal di luar Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara sehingga pengiriman soal menjadi lebih mudah.
Ia juga berharap kesiapan tim penyelenggara ujian harus maksimal. “Ini mungkin ada kaitan anggaran, karena sampai detik akhir belum selesai sehingga ada pengaruh,” tuturnya.
Ia meminta semua pihak terkait untuk bersikap lebih arif dalam menentukan anggaran yang strategis, kalau perlu dilakukan percepatan . “Perlu kearifan bersama,” katanya.
Mengenai perubahan settting soal dari 5 paket menjadi 20 paket, menurut Nur Syam, upaya tersebut untuk meminimalisir dugaaan penyelewengan peserta UN. “Paradigma jumlah soal sebenarnya ideal tapi harus diringi kesiapan.”
Selain itu lanjut dia, semua pihak hendaknya tidak mengembangkan wacana seolah anak didik kita rajin menyontek. “Boleh saja ada anggapan tapi jangan berlebihan. Kita harus lebih berprasangka anak kita jujur
Sekjen Kemenag Bahrul Hayat mengatakan, selama 10 tahun pelaksanaan UN baru kali ini terjadi masalah yang cukup berarti. Ia juga menilai permasalahan muncul dari ketidak siapan dalam pendistribusian soal ujian oleh percetakan pemenang tender.
Ia juga berharap agar UN sebagai bagian dari dunia akademis dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Sehingga permasalahan yang muncul pada pelaksanaan UN tahun ini tidak terulang kembali di tahun mendatang.
Sementara pelaksanaan UN MTs di MTsN 42 Jakarta Timur berlangsung aman, tertib dan lancar. Siswa satu persatu masuk ke dalam kelas sebelum lonceng tanda dimulai ujian pukul 07.30 WIB. Pada hari pertama materi ujian yang diberikan kepada siswa adalah pelajaran Bahasa Indonesia.
“Peserta Ujian meliputi siswa MTsN 42 173 siswa, MTs Al Wathoniyah 19 siswa dan Al Ziyadatul Huda 15 siswa. Tapi ada satu siswa dari MTs Al Ziyadatul Huda menyatakan mundur, sehingga seluruhnya 206 siswa,” kata Kepala MTsN 42 Bisri Sholeh. “Belum tahu apa alasannya,” imbuhnya.
Ia berharap tingkat kelulusan MTsN 42 seperti pada UN lalu, lulus 100 %. “Alhamdulillah tidak ada bocoran, kami selalu menanamkan kepada anak kami sikap percaya diri,” kata Bisri.
Dikatakan, MTsN 42 merupakan madrasah yang ramah lingkungan diresmikan tahun 2009 di atas lahan seluas. 5.032 m2. Telah memperoleh akreditasi A. “Kementerian Kehutanan memberi bantuan pohon ,” ucapnya. (ks)

Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari : Suasana Ruang Sekretariat

Posted by Unknown 0 komentar
KEPALA MADRASAH DRA. HJ. SYAMSIAR, S.Pd, M.Hum BERSAMA PEMANTAU DARI UNHALU DAN PANITIA UJIAN NASIONAL YAKNI  MOH.SAFRUDIN, H. HARIS MANSUR, DRS. MUDAIR, M.Pd, DAN RUSMIATI BAHARUDIN, M.Si


Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: RA Kartini Mengaji Kitab Faidhur Rahman

Posted by Unknown Senin, 22 April 2013 0 komentar
Prof. DR. HM. Muchoyyar, HS, MA dalam pidato pengukuhan di IAIN Walisongo memaparkan, suatu hari KH. M. Shaleh Darat mengajar Agama Islam (tafsir Al-Qur'an) dengan bahasa Jawa di kalangan keluarga Bupati Demak. Diantara yang hadir pada majlis ta'lim itu Raden Ajeng Kartini yang masih keluarga dekat (Keponakan) dengan Kanjeng Bupati Demak.

Begitu mengesankan ceramah agama tentang surat al-Fatihah yang disampaikan ulama Jawa ini sehingga R.A. Kartini memesan dan meminta secara khusus kitab terjemah tafsir al-Qur'an.

Kartini mempelajarinya secara serius kado kitab terjemah tafsir al-Qur'an., hampir di setiap waktu luangnya. Kyai Sholeh telah membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Islam semakin dalam. 

Penulis mencoba menulis secara singkat Tafsir Al-Fatihah yang membuka pintu hati Kartini mempelajari Islam. Diterjemahkan dari Kitab Faidhur-Rahman. Kitab ini mulai ditulis pada tanggal 20 Rajab 1309 H, selesai ditulis pada tanggal  7 Muharram 1311 H atau 1893 M.

Kiai Salah Darat memulai dengan tafsir bismillaahirrahmaanirrahiim. Semua makhluk mendapat sifat rahman Allah SWT. Maka semua makhluk seharusnya juga memiliki jiwa  atau sifat rahman (kasih sayang). Firman Allah ta’ala bil mu’miniina ra’uufun rahim (artinya dalam diri orang-orang mukmin itu terdapat jiwa belas kasihan dan penyayang). 

Sebagaimana perilaku yang telah dicontohkan Allah, maka seyogyanya setiap orang mukmin memiliki sifat welas asih terhadap sesama. Wajib welas asih itu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sifat welas kasih itu umum, dalam arti bisa keluar dari Allah dan sesama makhluk. Karena hewan juga punya welas kasih terhadap anaknya dengan menyuapinya makanan. 

Adapun welasi  atau mengasihi diri sendiri itu meliputi 2 (dua) perkara:Pertama welas asih rohaninya. Dan kedua welas asih jasmaninya. Kesempurnaan manusia itu disebut insan kamil. Isyarat wujudnya insal kamil adalah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah SWTWamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil ‘alamin (artinya tidak diutus engkau Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta) . 

Semua manusia memuji Allah SWT dengan puji syukur :Alhamdulillahi. Ketahuilah sesungguhnya kalimat alhamdulillah itu kalimat yang mulia dan agung fadhilahnya atau keutamaannya. Memiliki filosofi tinggi dalam kehidupan. 

Nikmat-nikmat yang diberikan Allah itu kepada hambaNya amatlah banyak, tidak terhitung. Maka akan sempurna kenikmatan seseorang meliputi jasman dan rohaninya. Berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan. Termasuk dalam makna bersyukur dengan anggota badan ialah sholat. Nikmat yang bersifat rohani antara lain: roh, akal, dan pikiran

Dalam sebuah hikayat, Syaikh Sirri Asqatho menyampaikan waktu terjadi kebakaran besar di kota Baghdad, terbakar hampir semua toko dan rumah penduduknya, katanya:” Tokoku tidak terbakar, maka aku mengucapkan alhamdulillah, senang tokoku tidak terbakar, padahal toko orang lain banyak yang terbakar”, maka Sirri selama tiga puluh tahun taubat kepada Allah.. Ahli agama dan ahli muru'ah (orang yang bermartabat) tidak merasa senang tokonya tidak terbakar sedangkan toko orang lain terbakar. Maka katanya:”kemudian  saya selama tiga puluh tahun istighfar berdoa memohon ampun masalah tersebut.”.   

Robbil ‘alamin Ar-Rahmaanirrohiim. Allah pencipta alam semesta  atau ‘aalamiin, semua itu diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai-bagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Ar-Rahman adalah sifat kasih sayang Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya. Sifat Allah yang Maha Pengasih ini dapat kita rasakan di setiap waktu, disetiap helaan nafas dan sepanjang hayat kita. Salah satu contoh kecil dari kasih Allah yang dapat kita rasakan itu adalah seperti nikmat hidup.  Kita semua di izinkan untuk hidup di bumi Allah, yang telah dilengkapi oleh Allah fasilitas yang menunjang kehidupan kita, seperti dikasih udara, air, api, tumbuhan dan binatang. 

Ar-Rahiim adalah sifat kasih sayang Allah yang khusus hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa. Kasih sayang ini berupa nikmat iman dan pahala yang diberikan Allah kepada mereka yang bertakwa atas amal perbuatan mereka. Pahala ini tidak akan pernah diberikan kepada mereka yang tidak bertakwa/ingkar, meskipun mereka melakukan amal perbuatan yang sama dengan orang yang bertakwa.

Allah berfirman: Ana Ar-Rahiim Karena kalian ibadah kepadaKu meskipun sebentar, Aku welas kasih kepadamu dengan memasukkanmu ke surga yang mulia, langgeng sesuai amalmu. Makna ar-rahman adalah kemurahan Allah terhadap orang mukmin dan lainnya. Tidak ada makhluk yang dapat memberikan sehat/waras, taufiq, rizki, dan derajat. Karena sesungguhnya itu semua datang karena Allah. Manusia tidak bisa menjamin kewarasan dan anaknya bisa kaya. Berbeda maknanya dengan ar-rahim, yaitu welas kasih Allah khusus untuk orang mukmin yang diberikannya taufiq tha’at, taufiq shabar, makrifat tauhid, dll.  Ar Rahman adalah sifat Allah yang berarti pemberi nikmat kepada seluruh makhluk, dari mulai nikmat penciptaan sampai nikmat pemeliharaan. Ar-Rahimadalah sifat Allah yang berarti pemberi nikmat khusus berupa karunia iman dan taat beribadah. 

Dengan menyadari bahwa keberadaan/eksistensi kita/manusia adalah karunia/pemberian Allah, maka kita harus bersikap sesuai dengan apa yang kehendaki Nya. Salah satunya Allah lah yang menciptakan semua manusia yang hidup di muka bumi {rahman}, dan Dia pula yang menentukan siapa yang beriman {rahim} dan siapa yang kafir. Maka bagi yang di karuniai iman oleh Allah hendaklah menyadari bahwa mereka yang tidak beriman itu adalah atas "kehendak Allah", manusia tidak berhak membenci dan memusuhi sesama manusia {dalam konteks sesama makhluk}. 

Cobalah bayangkan jika anda yang ditentukan sebagai orang kufur oleh Allah, bisa apakah anda...?? Mengenai perintah untuk membenci kekufuran, yang harus di benci adalah perbuatan kufur nya bukan manusianya, karena...., bagaimana mungkin anda boleh membenci suatu ciptaan Allah...? sedang semua perbuatan Allah itu baik..? Sedangkan Allah sendiri tidak pernah menghukum mereka-mereka yang kufur selama masih di dunia ini. Tugas anda yang beriman hanyalah menyampaikan kepada mereka apa yang telah Allah berikan kepada anda, sisanya adalah urusan Allah dan makhluk ciptaan Nya. Hal ini berkaitan dengan pemahaman terhadap Qadha dan Qadar, taqdir dan maqdur.  

Dalam teori ilmu kalam yang berkaitan dengan perbuatan manusia, Kyai Saleh Darat menjelaskan tentang perbuatan manusia paham Ahlus Sunnah yang berada di tengah antara Jabariyah dan Qodariyah. Sebagai ulama yang berfikir maju, ia senantiasa menekankan perlunya ikhtiar dan kerja keras, setelah itu baru menyerahkan diri secara pasrah kepada Yang Maha Esa. Ia sangat mencela orang yang tidak mau bekerja keras karena memandang segala nasibnya telah ditaqdirkan Allah SWT. Sebaliknya, ia juga tidak setuju dengan teori kebebasan manusia yang menempatkan manusia sebagai pencipta hakiki atas segala perbuatannya

Adapun makna Maaliki yaumiddin itu yaitu yang memiliki dan menguasai  hari kiamat. Tegasnya menguasai semua perkara di hari pembalasan. Amalan jelek akan dibalas kejelekan. Amalan bagus dibalas bagus atau hasanah. Akan menentukan dibawa ke neraka ataukah surga pada hari kiamat. Tidak ada yang kuasa menghalang-halangi dunia kiamat selain Allah SWT. Karena sesungguhnya Dia Al-Waahidul Qahhar (Maha Esa dan Perkasa).  

Barangsiapa beramal kebaikan seberat semut hitam pun, Allah tetap akan meninggalkan catatan amal baginya. Faman ya’mal mitsqola dzarrotin khoiroyyaroh. Artinya barangsiapa berbuat kebajikan seberat biji sawi (sekecil apapun) pasti mendapat balasan yang setimpal. 

Besok di hari kiamat terhadap manusia yang mempunyai amal bagus maka Allah SWT berfirman 'Ya fulan masuklah kamu ke dalam surga dengan membawa amalmu'. Kemudian menjawab ya ilahi amalku yang mana?Maka jawab Allah, meski amalan kalian yang saat mau tidur merebahkan lambung masih mengucapkan kata-kata : Allah Allah… Maka Allah berfirman: Adapun Aku tidak pernah lupa dan tidur, Aku selalu menghitung apa pun yang kalian kerjakan.

Adapun di hari kiamat (maaliki yamiddin) nanti tidak ada raja selain Allah SWT. Disebut juga maalik al abiid, maha raja yang membawahi abiid. Dan juga sesungguhnya besok manakala dunia kiamat berkumpul beberapa raja di dunia, mereka lebih hina dari rakyat, 

Dalam al-Mufradat dikatakan: Malakut dikhususkan bagi kekuasaan Allah Ta’ala. Penambahan wawu dan ta` untuk menggambarkan sangat besar dalam hal kekuasaan, kasih sayang, dan keperkasaanNya.. Al-mulk berarti mengontrol sesuatu dan mengelolanya dengan perintah dan larangan. 

Maha Suci Allah Ta’ala yang kepemilikan  atas segala sesuatu  berada di bawah kekuasaan-Nya. Menyucikan-Nya merupakan keharusan mutlak. Mensucikan-Nya dari kelemahan yang mereka nisbatkan kepada-Nya. Maka heranlah kamu terhadap ucapan mereka yang menisbatkan kekurangan kepada Allah Ta’ala.


Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: foto

Posted by Unknown 0 komentar

HARAP TENANG ADA UJIAN NASIONAL

Baca Selengkapnya ....

Takut Kepada Allah; Berbagai Konsekwensi

Posted by Unknown 0 komentar

Sebelum membincang tentang berbagai perniknya, alangkah baiknya kita melihat unsur kebahasaan yang berkaitan dengan “takut”. Juga dapat dimaklumkan, bahwa yang akan saya tulis ini adalah batas takut dalam perspektif muslim. Sebuah ikhtiar untuk mendekati kebenaran yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an dan tuturan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaih wasaallam.
Kata takut dalam terminologi al-Qur’an (kitab suci muslim) dan hadis (tutur kata, tindakan, atau persetujuan Rasul) merupakan terjemahan-antara lain- dari kata taqwa, khauf, serta khasyah.Ketiganya dapat merujuk pada makna yang sama, namun juga dapat berbeda dalam tekanan implikasinya. Namun dalam tulisan ini, penulis tidak dapat mengelaborasinya secara lebih jauh. Penulis lebih banyak mengupas tentang makna, tanda-tanda dan implikasi “takut” sahaja. Marilah kita memulai.

Takut merupakan perasaan kekhawatiran atas kehilangan sesuatu yang dicintai atau takut kedatangan sesuatu yang dibenci. Jika dikaitkan dengan masa atau waktu, maka adalah berkenaan pada keadaan masa yang belum dipijak.

Takut pada Allah bermakna takut pada siksa Allah, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Takut pada Allah  bahkan juga bermakna takut kehilangan kepercayaan serta kecintaan Allah.

Secara garis besar, rasa takut itu dapat dicerminkan pada pelaksanaan perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Pada penjelasan yang lebih detail, Syekh Nashr As-Samarqandy dalam Bustanul ‘Arifin berpendapat bahwa takut pada Allah itu menjadi hal yang sesungguhnya, jika telah terpenuhi tujuh (7) macam pertanda.

Pertama, lisan orang yang takut pada Allah mendorongnya untuk tidak berucap kebohongan, menjelek-jelekkan orang lain, juga tidak berkata yang tiada guna. Rasa takut justru menyibukkannya untuk selalu ingat Allah, membaca kitab suci serta membincang pengetahuan.

Kedua, perutnya tidak diisi kecuali dengan makanan minuman yang baik serta halal, juga tidak berlebihan.  

Ketiga, penglihatannya tidak mau melihat hal yang yang tidak diperkenankan untuk dilihat.

Keempat, tangannya didayagunakan pada hal-hal  yang menuju ketaatan pada Allah; terbebaskan dari hal yang dilarang.

Kelima, kedua kakinya dibawa pada sesuatu yang bukan merupakan larangan Allah.

Keenam, hatinya dijauhkan dari kecenderungan untuk bermusuhan, kebencian, serta kedengkian pada karib atau sahabat. Yang ada dalam hatinya adalah nasehat yang bijak, kedalaman  rasa kasih sayang antar sesama.

Ketujuh, kecenderungan untuk menjaga bentuk ketaatan. Maka ketaatannya itu benar-benar ditujukan pada Allah semata, bukan untuk dipuji dan diharga sesama.

Nabi Muhammad pernah menasehatkan tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia. Pertama, hendaknya manusia itu berlaku seimbang dalam keadaan senang maupun galau. Kedua, sederhana dalam keadaan papa maupun berkecukupan. Ketiga, takut pada Allah dalam kesunyiaan maupun di tengah-tengah keramaian; dihadapan orang banyak.

Al-Qur’an menyatakan bahwa rasa takut  itu adalah bagian syarat dan konsekuensi  keimanan. Barang siapa yang takut pada Allah, maka ia tak akan diliputi ketakutan pada apa pun selain-Nya. Namun jika seseorang takut takut pada selain-Nya, maka ia akan diliputi takut pada apa pun. Rasa takut itu membuat manusia selalu berusaha melakukan apa pun yang menjadi keridaan Allah, dan segalanya akhirnya ia pasrahkan sepenuhnya pada Allah.

Allah lah pelindung, penjaga yang sebenar-benarnya. Rasa takut membuat manusia pasrah pada apa pun ketentuan-Nya. Bukankah manusia itu mengimankan bahwa apa pun ketentuan dari Allah adalah siraman kasih, kebijaksanaan dan keadilan-Nya? Barangkali bagi kita, hal yang telah ditentukan Allah itu kelihatan sebagai hal yang merugikan. Namun, tahukah kita, hikmah apakah yang ada dibalik semuanya itu? Sebagai makhluk yang serba terbatas, termasuk dalam rasio dan rasa, kadang kita menjadi naif untuk menggugat keadilan Allah.

Derajat ketakutan itu bagi tiap orang tidaklah sama. Dengan demikian ekspresi dan aplikasi rasa takut itu menjadi hal yang bermacam dalam ejawantahnya. Semakin tinggi rasa takut itu, menjadi terbukalah segala pengetahuan keAllahan padanya. Rasa takut adalah juga bagian dari kecintaan yang mendalam pada Allah. Seorang kekasih akan takut kehilangan perhatian dan kasih sayang kekasihnya, bukankah demikian?

Dalam Islam, rasa takut dengan berbagai ekspresinya itu hendaknya dibarengkan dengan sebuah pengharapan. Harapan dan takut itu hendaknya diseimbangkan, sehingga rasa takut itu misalnya, tidak membuat manusia terputus dari kasih Allah. Rahmat Allah yang meliputi seluruh makhluk-Nya itu menimbulkan harapan yang begitu besar dari manusia untuk berharap akan kasih yang tulus itu.

Rasa cinta telah Allah buktikan dengan memberikan pada kita aneka ragam kenikmatan, sehingga hendaknya kita juga mempersembahkan rasa cinta itu untuk menggapai kerelaan-Nya. Takut akan siksa Allah  misalnya, hendaknya merupakan pendorong untuk selalu membuat rela Allah dengan selalu memperbuat apa yang dicintai-Nya.

Takut adalah sebab menjauhi segala apa yang dilarang Allah, serta sebagai kunci dari segala sesuatu. Ia lah yang dapat menghancurkan nafsu angkara manusia. Kesempurnaan  iman adalah dengan pengetahuan dan kesempurnaan pengetahuan adalah dengan takut pada Allah. Dalam kata lain, bahwa takut adalah buah dari pengetahuan akan eksistensi keAllahan. Setiap yang beriman pada Allah adalah seorang yang mempunyai rasa takut. Namun rasa takut itu menjadi berbeda-beda tergantung kadar kedekatan pada-Nya.

Jika dikatakan, bahwa bagian terbesar penyebab kehancuran kita bersama adalah kurangnya atau bahkan terkikisnya rasa takut pada Allah, sementara kita melihat begitu banyak cerdik cendekia, hemat penulis adalah sebuah kebenaran. Ketiadaan rasa takut itu membuat manusia mau berbuat  apa pun juga, bahkan segala larangan Allah. Bahkan banyak juga di antara kita bersama selalu membincang wacana “takut” itu sebatas dalam perbincangan saja, tanpa membawa aplikasinya di tengah-tengah kehidupan realitas kita. Allah menegaskanpada firman-Nya bahwa sungguh amat besar dosanya orang yang mengatakan pada apa yang tidak pernah ia tindakkan. Dan menurut penuturan Rasulullah, sikap seperti ini antara lahir dengan isi hati yang tidak sama ini dapat disebut sebagai zindiq dan merupakan salah satu ciri munafiq. Kita berlindung dari sikap dan paradigma pikir dan tindak semacam ini.

Alangkah indah dan betapa kita merindukan adanya kebersamaan di antara kita untuk menghayati agama dan kepercayaan kita masing-masing. Sebuah keimanan yang melahirkan sikap dan pola pikir yang konsisten akan kebenaran ajaran Allah. Kita mengimaninya, dan dengannya kita melandaskannya pada seluruh aspek aktivitas kita. Keberimanan yang membawa dan sekaligus rasa takut untuk tidak disapa-Nya kelak di hari akhir.

Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: foto Moh.Safruddin

Posted by Unknown 0 komentar

Baca Selengkapnya ....

KEPALA MAN 1 KENDARI DRA.HJ.SYAMSIAR, S.Pd, M.Hum BERSAMA PEMANTAU

Posted by Unknown 0 komentar
KEPALA MAN 1 KENDARI  DRA.HJ.SYAMSIAR, S.Pd, M.Hum BERSAMA PEMANTAU DAN PENGAWAS UJIAN NASIONAL DARI PERGURUAN TINGGI  DAN PEMANTAU IDEPENDEN

KEPALA MAN 1 KENDARI  DRA.HJ.SYAMSIAR, S.Pd, M.Hum BERSAMA PEMANTAU DAN PENGAWAS UJIAN NASIONAL DARI PERGURUAN TINGGI  DAN PEMANTAU IDEPENDEN

Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar
SUASANA UJIAN NASIONAL HARI SELASA 23 APRIL 2013
PENGAWAS UJIAN NASIONAL LAGI SERIUS MENGAWASI UJIAN NASIONAL
KEPALA KANTOR KEMENAG KOTA KENDARI BAPAK ZAENAL MUSTAMIN, S.Ag, MA, MEMANTAU SUASANA UJIAN NASIONAL DI MAN 1 KENDARI


Baca Selengkapnya ....

MAN 1 Kendari: PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

Posted by Unknown 0 komentar

Baca Selengkapnya ....

Moh. Safruddin: Ilmu Bermanfaat Dan Ilmu Tidak Bermafaat

Posted by Unknown 0 komentar

Ada tiga hal yang bakal kekal dalam kehidupan dunia dan akhirat pertama adalah sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shaleh, hadis inilah yang menginspirasi tulisan saya ini, yaitu ilmu yang bermanfaat. Di lingkungan madrasah atau pesantren, saya sering mendapatkan nasehat dari para kiyai dan guru saya bahwa ilmu   setidaknya dibedakan menjadi dua, yaitu ilmu yang memberi manfaat dan ilmu yang tidak memberi manfaat. Para santri biasanya dianjurkan untuk hanya mencari ilmu yang akan mendatangkan manfaat. Maka kemudian juga dikenal ada ilmu yang memberi berkah dan ilmu yang tidak memberi berkah apa-apa. Salah satu cara, agar ilmu memberi manfaat, maka  harus dicari dengan niat yang benar, sungguh-sungguh, dan ikhlas.

Apa yang diyakini oleh orang pesantren ternyata juga benar. Banyak orang yang bertahun-tahun menncari ilmu, tetapi apa yang diperoleh ternyata tidak memberi apa-apa terhadap pemiliknya.  Pemilik ilmu dimaksud  tidak beda dengan mereka yang tidak memilikinya, atau dengan mereka yang tidak pernah belajar.   Akhirnya antara yang menyandang ilmu dan yang tidak menjadi sama. Padahal seharusnya antara keduanya  berbeda. Kenyataan seperti itu menunjukkan bahwa tidak semua ilmu  memberi manfaat.
Padahal ilmu bisa didapat tanpa guru dan juga tanpa sekolah. Orang yang berilmu luas tanpa berguru dan bersekolah disebut aotodidak. Pada kenyataannya, memang banyak orang tanpa berguru dan tanpa sekolah bisa menunjukkan kepintarannya.  Sebaliknya, juga tidak sulit kita temukan,  pemegang ijazah dan juga pemakai beberapa gelar akademik, tetapi tidak menunjukkan adanya ilmu yang disandangnya.
Akhir-akhir ini,  gambaran tentang adanya ilmu yang kurang memberi manfaat sudah sedemikian mudah didapat di masyarakat. Orang yang telah lama belajar di lembaga pendidikan tetapi perilakunya tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak pernah sekolah, termasuk juga kecakapan, kecerdasan,  dan ketrampilannya. Antara yang bersekolah dan yang tidak pernah bersekolah ternyata sudah banyak yang sama. Bahkan, kesamaan itu juga  terkait dengan tatkala mencari pekerjaan.  Di kendari beberapa waktu yang lalu, dikabarkan bahwa,  para pencari kerja  adalah justru para sarjana ( 58,57 %)
Penyandang ilmu, cerdas,  dan terampil tetapi menganggur sebenarnya adalah merupakan kesalahan yang bersangkutan sendiri. Menurut bahasa pesantren, ilmunya tidak bermanfaat. Atau sebenarnya, mereka itu belum berilmu dan sekaligus belum cerdas. Orang yang berilmu dan cerdas sekedar mencari pekerjaan, di manapun dan kapan pun tidak akan mengalami kesulitan. Kecuali, pekerjaan yang dicari benar-benar terbatas dan terlalu selektif. Akan tetapi, apabila jenis pekerjaan yang dicari tidak terlalu selektif, seorang berilmu dan cerdas tidak akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu,  ketika ada sarjana menganggur maka  yang perlu dipertanyakan adalam kualitas kesarjanaannya itu. Mereka sudah lulus, tetapi kelulusannya hanya sebatas formalitas, yaitu sekedar memiliki ijazah tanpa dibarengi dengan ilmu dan kecerdasan yang memadai.
Dalam Islam diajarkan bahwa,  mencari ilmu itu   adalah wajib. Waktunya tidak terbatas, yaitu sejak di ayunan hingga sampai meninggal dunia atau disebutkan sampai di  liang lahat. Bahkan wahyu  dalam al Qur’an  yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Tentu pengertian membaca dimaksud harus dimaknai secara luas.  Membaca  tidak saja diartikan  terhadap  kitab suci, buku, atau tulisan,  melainkan juga membaca apa saja yang ada dan terbentang  di jagad raya ini. Dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, disebutkan adalah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang mampu berpikir.
Oleh karena itu, sedemikian luas wilayah, mengikuti konsep  Islam,   obyek kajian ilmu itu. Alam semesta,  perilaku sosial,  dan  kehidupan kemanusiaan semuanya, bagi umat Islam,    adalah menjadi obyek kajian ilmu. Bahkan andaikan obyek itu dikaji tanpa henti sekalipun, dan akhirnya diperoleh dan  dimiliki oleh seseorang,  maka seluas dan sebanyak apapun, sebagaimana dinyatakan dalam  al Qur’an,   sebenarnya masih sangat sedikit. Tuhan tidak akan memberi ilmu kepada manusia, kecuali sangat sedikit.  Dan ternyata,  ilmu yang ukurannya sedikit itupun belum tentu memberi manfaat bagi pemiliknya.           
Diperingatkan bahwa,  dalam membaca atau proses  mendapatkan ilmu harus diawali dengan niat yang benar. Disebutkan bahwa tatkala membaca  sesuatu dan apalagi obyek ilmu harus dengan menyebut nama Allah. Dinyatakan  bahwa  iqra’ bismi Rabbika, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.  Dalam belajar, meneliti atau membaca alam semesta harus mendasarkan pada perintah Allah. Dalam  menggali ilmu  harus dikaitkan dengan niat atau maksud untuk mengenal Sang Penciptanya, yaitu Allah swt. Tuhan adalah Maha Mulia, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Tahu, Maha Benar dan sifat-sifat mulia lainnya.
Mencari dan menggali ilmu dengan mengatas namakan Dzat yang memiliki sifat-sifat mulia tersebut, maka kegiatan itu   harus  mendasarkan dan bahkan  berniat atau orientasi  sebagai bagian dari upaya  mengenal Dzat Penciptanya.  Niat seperti itulah sebenarnya yang  banyak terlupakan di mana-mana. Akhirnys mencari ilmu hanya sekedar untuk mendapatkan ijazah, agar lulus ujian, dan  kelak agar  berhasil mendapatkan pekerjaan. Orientasi atau niat seperti itu akan  menjadikan hasil usahanya justru tidak memberi manfaat apa-apa. Ilmu yang diperoleh tidak meberi manfaat bagi pemiliknya. Mereka dinyatakan lulus dan  berhak mendapatkan ijazah,atau gelar, tetapi apa yang diperolehnya itu tidak memberi manfaat.
Oleh karena itu sebenarnya,  yang kurang dari proses mencari ilmu yang dilakukan  kebanyakan orang sekarang ini adalah menyangkut hal yang mendasar. Niat mencari ilmu tidak lagi dikaitkan dengan tugas-tugas ilahiyah  yaitu untuk mengenali Tuhannya. Mungkin sementara orang menganggap niat atau orientasi  seperti  itu sebagai sesuatu yang sederhana. Padahal hakekat dari mencari ilmu  adalah di sana. Niat  seperti itu dalam pandangan Islam   justru menjadi motivasi, sumber kekuatan, dan penggeraknya. Itulah sebenarnya yang disebut sebagai jiwa dan ruh ilmu pengetahuan. Mencari ilmu harus dimotivasi oleh nilai dan niat yang mulia, dan bukan hanya sekedar  untuk agar lulus, mendapat ijazah, gelar dan kehormatan. Memperbaiki motivasi dan niat itulah sebenarnya  merupakan cara menghidupkan kembali jiwa atau ruh ilmu. Wallahu a’lam.
(Staf pengajar MAN 1 kendari, Ketua Departemen Idiologi dan Agama Gerakan Pemuda Ansor Sultra Peneliti Sangia Institute)

Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar
STAF TU YANG TAK PERNAH KENAL LELAH MENGURUSI ADMINISTRASI DAN KONSUMSI GURU DAN PENGAWAS


Baca Selengkapnya ....

REBUTAN AMANAH

Posted by Unknown Minggu, 21 April 2013 0 komentar



Amanah adalah kata yang sering kita kaitkan dengan kekuasaaan materi, namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait urusan seperti itu tetapi secara Syar'i, amanah bermakna. Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. Amanah tidak hanya menangani material dan hal-hal yang bersifat fisik . Kata-kata adalah amanah menunaikan hak adalah amanah, memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah juga. Apapun yang di berikan Allah swt adalah amanah yang akan menjadi bebean diakhirat ananti.
Amanah itu adalah beban yang harus ditunaikan dan juga  harus  dipertanggung-jawabkan. Kekuasaan adalah bagian dari amanah, sehingga  juga harus dipertanggung jawabkan. Sebagai amanah seharusnya tidak diberikan kepada sembarang orang, kecuali kepada orang-orang yang kompeten dan atau mampu menanggungnya. Jika amanah diberikan kepada orang yang bukan ahlinya, maka akan terjadi kehancuran.
Namun aneh, akhir-akhir ini  banyak orang berebut amanah. Apalagi amanah terkait dengan kekuasaan. Rebutan  untuk mendapatkan kekuasaan dinggap wajar. Orang mengangggap bahwa  amanah berupa kekuasaan atau jabatan akan  melahirkan gensi, prestise, kehormatan, dan bahkan  juga akan mendatangkan  fasilitas dan kekayaan.   
Sekalipun  harus dipertanggung jawabkan, namun  sekarang ini amanah  tidak saja diperebutkan tetapi juga dijual belikan. Seseorang agar dipilih menjadi pejabat atau penguasa maka berani membayar kepada para calon pemilihnya. Sebagai sesuatu yang diperjual belikan, maka calon pejabat juga mengiklankan dirinya. Ditunjukkanlah kepada publik bahwa dirinya cakap, bijak, menyenangi rakyat, amanah, dan akan berusaha memenuhi  aspirasi rakyat pemilihnya.
Dalam beriklan, berbagai janji  disampaikan  dengan maksud agar  dipilih. Tidak peduli,  janji itu masuk diakal atau tidak. Itulah sebabnya, setelah berhasil dipilih dan diangkat  janji mestinya dipenuhi.  Menerima amanah bukan dianggap beban, melainkan anehnya  dirasakan sebagai keberuntungan dan oleh karena itu  disyukuri dalam-dalam. Amanah menjadi sebuah kelebihan dan kekayaan.
Memang terasa aneh,  beban  harus dikejar-kejar dan diperebutkan.  Memiliki beban dianggap hebat, sekalipun belum tentu mampu menunaikannya. Menanggung beban juga dianggap mulia. Mereka tidak sadar bahwa amanah itu  selalu menuntut  tanggung jawab, dan beresiko hingga akherat. Amanah diartikan sebagai keberuntungan,  sehingga menjadikan  seseorang tatkala  menerimanya  dikirimi ucapan selamat, karangan bunga, dan seterusnya.
Fenomena perebutan amanah  tampak  dengan jelas  pada setiap pilkades, pilkada, pilleg, pilpres. Orang berlomba untuk memperebutkannya. Berapa saja besarnya biaya itu dipenuhi. Mereka itu saling  bergambling.  Siapa saja  yang kalah akan kehilangan hartanya, dan tambahan lagi  bagi yang  menang, selain kehilangan uang juga  akan mendapatkan beban.  Bahkan kalau melakukan kesalahan, korupsi misalnya,  akan masuk penjara.
Berbagai makhluk Tuhan pernah ditawari amanah.  Semua menolak, kecuali manusia.  Kebanyakan makhluk itu merasa tidak mampu mempertanggung jawabkannya. Manusia menerima amanah itu, hingga  mereka  dianggap bodoh. Lebih aneh lagi, manusia sekarang  ini bukan sekedar  mau  menerima, melainkan justru berebut dan bahkan membeli, berapapun harganya. Mereka tidak sadar bahwa amanah itu adalah beban yang harus ditunaikan hingga sampai di akherat nanti.
Soal kepemimpinan, cara terbaik adalah mengikuti ajaran agamanya. Posisi pemimpin jangan diperdagangkan. Pemimpin adalah amanah yang harus ditunaikan sebaik-baiknya.  Siapapun boleh-boleh saja berbisnis, berdagang, berjual beli, akan tetapi bukan berbisnis dalam soal kepemimpinan. Manakala hal itu dilakukan, maka akan berbuah pemimpin  korup yang selalu memproduksi keresahan, konflik, tuduh menuduh, bidik membidik,  saling memasukkan ke penjara, dan dendam yang berkepanjangan.
Dalam Islam, amanah terkait apa saja, termasuk kekuasaan atau jabatan  tidak seharusnya diperebutkan. Akan tetapi,  manakala  telah diberikan juga tidak boleh ditolak. Amanah harus ditunaikan sebaik-baiknya. Seberat apapun  beban  itu, manakala ditunaikan dengan sungguh-sungguh, ikhlas, sabar,  dan tawakkal, maka  atas pertolongan Allah, pintu-pintu keberhasilan  akan terbuka  tanpa diperkirakan sebelumnya. Wallahu a’lam. 
Oleh : Moh. Safrudin, S.Ag,M.PdI
(Aktivis Gerakan pemuda Ansor Sultra pengasuh acara Sinar RRI Kendari)
 
 

Baca Selengkapnya ....

Kiat Menghadapi Ujian Nasional

Posted by Unknown 0 komentar
Carut marutnya pelaksanaan UN seperti Pengunduran yang  terjadi di 11 Provinsi yang masuk Wilayah Indonesia Tengah. Masing-masing,  Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Pengunduran UN dan kesalahan teknis dalam percetakan dan pendistribusian soal UN dapat  merusak psikologi anak didik. Secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh. Tidak sedikit siswa tatkala menyambut datangnya Ujian Nasional atau UN bersikap  berlebih-lebihan. Mereka khawatir dan bahkan takut tidak lulus.

Padahal menurut pengalaman berkali-kali pelaksanaan ujian nasional hampir semua peserta lulus. Biasanya hanya sedikit peserta ujian nasional yang tidak lulus, yaitu hanya beberapa proses saja, dan setelah mengulang akhirnya juga berhasil. Oleh karena itu, kekhawatiran dan bahkan rasa takut itu hanya akan melemahkan mental, dan sebenarnya tidak perlu. Menghadapi ujian, semestinya pikiran dan perasaan fresh dan bahkan seharusnya merasa bahagia,  ternyata berhasil mengikuti ujian nasional.

Menjawab soal ujian nasional seperti tahun-tahun lalu tidak sulit. Buktinya hanya sedikit yang tidak lulus. Mereka yang tidak lulus itu, ternyata  tidak selalu bodoh. Kegagalannya itu bisa jadi,  hanya karena keliru dalam mengisi lembar jawaban.  Apa saja di dunia ini, berpeluang salah. Mungkin oleh karena ketakutan atau kekhawatiran yang berlebih-lebihan, menjadi  salah tatkala mengisi lembar  jawaban. Oleh karena itu,  yang tepat adalah menjaga rasa percaya diri, optimis, dan tawakkal, sebab semua sudah dipersiapkan sejak lama.

Menjalani ujian, termasuk ujian nasional,  tidak perlu berperasaan waswas, khawatir, dan apalagi takut.  Ujian harus dihadapi dengan percaya diri. Yakinkan bahwa tatkala menghadapi ujian semua sudah siap. Menghadapi ujian nasional sudah dipersiapkan sejak  berbulan-builan. Pelaksanaan ujian itu juga bukan hal yang datang secara tiba-tiba. Sejak beberapa tahun sebelumnya, semua siswa sudah mengetahui bahwa  suatu saat akan menghadapi ujian nasional. Apa yang ditunggu-tunggu itu ternyata telah  benar-benar datang. Maka,   seharusnya  tidak ada yang ditakuti dan atau dikhawatirkan.

Dengan perasaan gembira dan percaya diri itu,  maka peserta ujian  tidak perlu  menunggu dan berharap orang lain membantu, termasuk memberi kunci jawaban. Soal-soal ujian juga tidak akan sulit. Para penyusun soal sudah mengetahui dan akan menyesuaikan dengan pelajaran yang telah diberikan di sekolah. Kurikulum nasional diberlakukan secara  sama, oleh karena itu,  penyusun soal tentu akan mendasarkan pada kurikulum itu. Maka, siapa saja yang telah mempersiapkan  dengan baik,  maka  akan mampu menjawab soal-soal ujian dengan mudah.  

Biasanya soal ujian juga dibuat sedemikian rupa hingga menjawabnya tidak sulit. Soal ujian nasional itu biasanya berbentuk pilihan ganda.  Para peserta ujian dalam menjawab soal-soal yang diajukan hanya diminta memilih di antara alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Apa susahnya memilih, sementara yang dipilih juga sudah tersedia. Memilih lebih mudah dibanding pekerjaan  mengarang atau menciptakan sendiri. Oleh karena itu peserta ujian  akan menjadi keliru, manakala harus menyontek, mencari bocoran kunci jawaban, dan juga menanyakan jawaban kepada teman sebelah. Jika hal itu dilakukan, maka pertanda bahwa yang bersangkutan dalam keadaan waswas, khawatir, ketakutan,  dan bahkan berpenyakit tidak percaya diri.

Peserta ujian  nasional harus mampu menunjukkan  bahwa,  dirinya  adalah orang sehat, bisa dipercaya, dan akan mampu menyelesaikan soal-soal ujian yang semua jawabannya  mudah itu. Peserta ujian harus bermental pemberani dan optimis bahwa dengan sikapnya  itu, akan lulus dan merasa puas. Sebab umpama lulus  hanya oleh karena beruntung mendapatkan kunci jawaban atau diberi bocoran soal oleh  temannya, maka yang bersangkutan akan menyesal seumur hidup.

Ujian nasional harus diikuti dengan gembira, penuh optimisme, dan yakinlah bahwa yang mendoakan sukses juga sedemikian banyak. Oleh karena itu, datangnya ujian nasional  seharusnya disambut dengan gembira dan dijadikan sebagai momentum untuk menunjukkan tentang  kecakapan, keunggulan, dan yang tidak kurang pentingnya adalah tentang kejujuran dirinya. Wallahu a’lam.



Moh. Safrudin, S.Ag, M.PdI
Staf Pengajar MAN 1 Kendari dan Peneliti Sangia Institute

Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar

kunjungan KEMENAG KOTA KENDARI MAN 1 KENDARI


Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar
PENGARAHAN KEPALA MAN 1 KENDARI MENJELANG UJIAN NASIONAL


Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar
SUASANA MGMP MAN 1 KENDARI


Baca Selengkapnya ....
Posted by Unknown 0 komentar
HARI AMAL BAKTI kementrian Agama  partisipasi  MAN 1 Kendari dalam HAB
lomba bola gotong MAN 1 Kendari
MAN 1 JUARA 1 LOMBA BOLA GOTONG


Baca Selengkapnya ....
Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of MAN 1 KENDARI.